Bahan Chatbot Instalasi Penerangan Listrik

Title pada menu Konten IPL

  1. Saklar tunngal
  2. Fungsi Saklar Tunngal dan Simbol Saklar Tunggal
  3. Cara Pemasangan Saklar tunggal
  4. Bentuk-Bentuk

a. Saklar Tunngal

merupakan suatu saklar yang digunakan untuk mengendalikan (menyalakan dan mematikan) hanya sebuah lampu.

Tidak hanya berfungsi untuk memutuskan dan juga menyambungkan arus listrik. Saklar ini juga digunakan dengan tujuan lain. Diantaranya adalah untuk memindahkan arus listrik dari satu konduktor pada konduktor yang lain.

b. Fungsi Saklar tunggal dan simbol

  • Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa fungsi dari saklar tunggal ini adalah untuk mengendalikan nyala dan mati satu buah lampu.
  • Saklar tunggal ini merupakan saklar yang sering banyak kita temui pada installasi listrik 1 fase

Simbol Saklar Listrik

Cara Pasang Saklar tungal

Untuk menjelaskan bagaimana pemasangan saklar tunggal, lihat pada gambar diatas :

  • Terlihat pada gambar bahwa saklar tunggal ini hanya mempunyai dua lubang untuk sambungan kabel yaitu untuk input dan output.
  • Terdapat tombol kotak berwarna merah di tengah saklar yang berfungsi sebagai pengunci sambungan kabel.
  • Apabila kita ingin memasukkan kabel ke dalam lubang sambungan kabel entah itu lubang input / output maka kita harus memencet tombol kotak warna merah tersebut.
  • Setelah tombol merah dilepaskan maka sambungan kabel akan mengunci dan tidak mudah lepas.
  • Input pada saklar tunggal dihubungkan ke fasa PLN.
  • Output pada saklar tunggal dihubungkan ke lampu.

Bentuk bentuk Pemasangan Saklar Tunggal

  1. Saklar ditanam dalam tembok sistem IN-BOUW


2. Saklar tidak ditanam di dalam tembok sistem OUT-BOUW

Jurnal Keresahan Pikiran (JKP) Jilid I

#Ucapan Tajam

Ada yang sedikit mengganggu pikiran pada akhir-akhir ini, setelah saya memasuki lingkungan intelektual. Dimana circle yang saya masuki merupakan wahana tempat mengembangkan diri dan mengukir prestasi.

latar belakang rumah yang kurang mendukung untuk mewujudkan ruang belajar yang nyaman dan kondusif, sedikit menghambat peran saya sebagai pengajar. ditambah rekan seusia saya yang sudah menginjak masa menuju manusia yang benar-benar manusia, katanya. Begitu warnanya, sesekali saya mengikuti perkumpulan yang sering disebut reuni ada yang sudah mapan dengan harta, ada juga yang sudah memangun keluarga dan membawa garis keturunannya. Hangat sekali pertemuan yang telah lama diidamkan, tetapi adakala seseorang membahas pencapaiannya dari awal lulus hingga saat pertemuan. Diriku lebih ingin banyak menyimak, daripada ku balas lagi dengan ceritaan yang telah dilalui. terkadang, aku hanya ingin menyimpan saat-saat dimana sedang berkumpul menyimpannya dan menjadi cerita di dalam pikiran.

Nostalgia menjadi topik utama dalam pikiran, teman yang dulu sering bercanda mencoba memecah kecanggungan, guyonan dulu beda dengan sekarang. Rasa humorku sudah sedikit berubah. Memilih diam daripada harus menyakiti orang lain. Perang pikiran sering kali terjadi saat bertemu dengan perkumpulan yang senang berbicara. Lantas ku coba maknai. Bahwa pembicaraanku sesekali menyakiti orang lain.

Resensi Buku Dahsyatnya Bangun Pagi, Tahajud, Subuh & Dhuha. (Bagian II)

Bagian II : Penghalang Bangun Pagi

Beberapa penghalang bangun pagi:

  1. Tidak Memiliki Keinginan

Ini merupakan salah satu sebab utama penghalang bangun pagi. Orang yang tidak memiliki keinginan bangun pagi dikarenakan tidak menyadari besarnya manfaat bangun pagi. Bila mengetahui besarnya manfaat bangun pagi, pastinya motivasi untuk bangun pagi sangat kuat. Bila keinginan untuk bangun pagi sudah menancap kuat di hati, maka mudah untuk melakukannya. Sebaliknya bila tidak ada keinginan, maka akan sulit bagi kita untuk bangun pagi. Keinginan tersebut sangat memerlukan azzam (tekad) yang kuat.

     2. Lemahnya Motivasi

Lemahnya motivasi juga menjadi penyebab kesulitan untuk bangun pagi. Motivasi bisa dari dalam dan luar diri. Motivasi dari dalam diri seperti pengetahuan tentang keutamaan-keutamaan bangun pagi. Bila keutamaan-keutamaan tersebut sudah dikuasai, dengan keinginan yang kuat maka bangun pagi mudah untuk dilakukan. Namun tanpa adanya keinginan yang kuat, bangun pagi pun sulit dilakukan. Adapun motivasi yang berasal dari luar diantaranya adalah lingkungan. Bila kita berada pada lingkungan orang-orang yang suka bangun pagi, kitapun menjadi termotivasi untuk bangun pagi.

     3. Belum Memiliki Kebiasaan Terpola

Ada ungkapan menyatakan,”At the first we make habits, and the last habits make us” Awalnya kita membentuk kebiasaan. Selanjutnya, kebiasaanlah yang membentuk diri kita. Mengawali kebiasaan bisa jadi teramat sulit. Namun bila sudah terbentuk, akan sulit bagi kita untuk meninggalkannya. Salah satu jalan agar mudah bangun pagi adalah menerapkan kebiasaan yang terpola. Dan Islam ternyata sudah mengatur pola itu. Bila kita biasa bangun untuk shalat malam, kemudian shalat shubuh tepat waktu, maka kita sudah membentuk kebiasaan yang terpola. Bila kita mengikuti aturan dan pola yang ditetapkan dengan melaksanakan shalat Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’ secara tepat waktu dan berjamaah di masjid, maka Islam akan membentuk kita menjadi manusia berdisiplin tinggi.

4. Begadang

Begadang adalah aktivitas melek di malam hari yang kurang bermanfaat. Bila badan lelah, yang dibutuhkan adalah istirahat. Bila mata mengantuk, yang dibutuhkan adalah tidur. Itu sudah hal yang wajar. Begadang menjadikan tubuh lelah dan lemah, dan juga menjadikan mata memerah dan mengantuk. Dampaknya menjadikan kita malas untuk bangun pagi. Bila kita ingin mudah bangun pagi, maka janganlah begadang. Namun pada kondisi tertentu, kita diharuskan untuk melek hingga larut. Misalnya menuntut ilmu, ada acara atau kepanitiaan. Jika hal-hal itu bermanfaat, maka sah-sah saja kita melakukannya. Walaupun begadang memengaruhi sulit-mudahnya bangun pagi, namun pengaruhnya tidak mutlak. Karena ada beberapa orang walaupun begadang, tetapi tetap bangun pagi dengan semangat untuk kembali kerja di hari itu. Masing-masing orang memiliki ketahanan tubuh yang berbeda.

   5. Bermaksiat di Siang Hari

Salah seorang tabi’in dan sufi terkenal memberikan sebuah nasihat “Jangan bermaksiat kepada-Nya di siang hari, niscaya Dia membangunkanmu di malam hari. Karena kehadiranmu di hadapan-Nya merupakan kemuliaan. Dan orang yang bermaksiat tidak layak mendapat kemuliaan itu. Seperti saja seseorang yang hendak menghadap raja, namun sengaja melumuri pakaiannya dengan kotoran. Wajar saja bila raja tidak memperkenankan dirinya untuk masuk istana dan bertemu dengan-Nya. Adapun bila kita sudah terlanjur melumuri diri dengan noda dan dosa, tiada jalan lain  selain membasuh diri dengan air mata taubat. Memperbanyak istighfar, diharapkan agar dosa-dosa kita diampuni. Memohon ampunan terutama juga saat mau tidur.

   6. Diperdaya oleh Setan

Saat kita sulit bangun pagi, benarkah karena setan telah memperdayai kita?. Jika anggapan kita seperti itu, akan muncul suatu kondisi dimana kita mengambinghitamkan setan. Ya, awalnya barangkali setan berperan menggoda dan memperdayai kita. Namun semakin lama, saat hawa nafsu  sudah sangat terlatih oleh setan, dia sudah mampu bergerak sendiri dengan lincah. Awalnya barangkali setan membisikkan rasa malas di telinga kita untuk bangun pagi. Lama kelamaan kita sudah (terlatih) terpola untuk bangun siang. Maka mengambinghitamkan setan sebagai sebab utama yang menjadikan kita sulit bangun pagi tidak akan membawa solusi apapun. Kita menyalahkan setan atau pun mengambinghitamkan setan yang terus saja memperdaya kita, itu tidak akan memberikan solusi dan menjadikan kita mudah bangun pagi. Lebih baik kita memikirkan solusinya. InsyaAllah kita akan menikmati episode pertarungan ini. Menang ataupun kalah belum bisa diprediksi. Adapun bila kita meninggalkan dunia ini dengan masih membawa keimanan, insyaAllah kita tetap termasuk orang yang menang.

      7. Tidak Ada Faktor X

Agar mudah bangun pagi kita bisa mempergunakan faktor pengait. Kita sebut saja faktor X. Misalnya bila besok kita kita memiliki agenda pergi keluar kota pukul 5 pagi dengan pesawat terbang, mungkinkah kita baru bangun pukul 6 pagi? Tentu saja tidak. Namun komitmen untuk bangun pagi jangan semata lantaran motif duniawi seperti itu. Komitmen kita untuk bangun pagi baiknya karena saat itu adalah saat istimewa. Saat Allah turun ke langit dunia dan memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk meminta dan Dia mengabulkannya.

8. Memperturutkan Rasa Malas

Rasa malas yang diperturutkan akan menjadikan bangun pagi terasa berat. Walaupun alarm untuk shalat malam sudah terdengar, acapkali rasa malas lebih kuat dan mengalahkan keinginan untuk bangun. Alhasil komitmen yang sudah terbentuk sering mengalami kegagalan. Rasa malas menjadikan kita enggan untuk bangun. Kita memilih menunda daripada bangun saat itu juga.

Resensi Buku Dahsyatnya Bangun Pagi, Tahajud, Subuh & Dhuha (Bagian I)

Bagian I : Meraih Empat Kemenangan

Ada empat kemenangan yang patut dirayakan, jika kita berhasil melakukannya:

Kemenangan ke-1 adalah saat kita mampu bangun pagi.

Kemenangan ke-2 adalah saat kita mampu shalat tahajud.

Kemenangan ke-3 adalah saat kita mampu shalat shubuh berjamaah.

Kemenangan ke-4 adalah saat kita mampu shalat dhuha.

Rasulullah SAW bersabda: “Pada waktu seseorang tidur, setan membuat tiga buah simpul di kepalanya. Untuk setiap simpul ia mengatakan: “Tidurlah engkau sepanjang malam”. Ketika dia terbangun, lalu dia menyebut nama Allah, maka lepaslah satu simpul. Jika dia berwudhu, lepas pulalah satu simpul. Dan jika dia shalat, maka terbukalah seluruh simpul. Maka waktu bangun pagi dia akan merasa penuh semangat dengan badan yang segar bugar. Jika tidak, dia akan bangun pagi dengan perasaan serba tidak enak dan malas.” (HR.Bukhari)

Pesan Dari Madinah.

Serpihan  cinta  dari tanah  surga  Bismillahirrahmanirahim  Menemui  adek-adek  di  tanah  perjuangan.  Pagi  ini  Madinah  begitu  dingin, menusuk  tulang.  Jiwa-jiwa  yang  sempat  kehilangan  semangat,  tetap  harus  bangkit  menjemput  impian.  

Sejenak  melupakan  lelah  dan  jengah.  Walau  mungkin  hanya  menatap  mentari  muncul  dari  balik  awan  memerah.  Tubuh-tubuh  yang  kaku  harus  tetap  bergerak,  memproduksi  kalor  untuk  membakar  semangat  yang  sempat  kendor.  Walau  hanya  dengan  menyeruput  teh  hijau,  merapatkan  jaket  dan  mengalungkan  syal  pada  tubuh  yang  perlahan  beku.  Mungkin  saja  adakalanya  matahari  enggan  muncul  di  pagi  hari.  

Lantas  ada  kabut.  Tapi  bukan  berarti  jiwa-jiwa  pejuang  tetap  harus   berkemul  di  bawah  selimut.  Mungkin  saja  tubuh  ini  perlahan beku, dan mulai sulit bergerak. Bukan berarti itu alamat pasrah dan enggan menggapai  puncak. Mungkin  saja  ada  badai  yang  datang  menghujam,  bukan  berarti  nahkoda  harus  balik  ke  pelabuhan. Di  tempat  ini,  mentari masih bersinar bukan? Tetap tersenyum menyambut hari-hari pagi kalian? Di tempat ini, sama sekali tidak ada badai bukan? Yang harus membuat kalian basah kuyup dan harus mengganti pakaian? Seorang nahkoda pergi melaut bukan untuk kabur dari badai besar.

Dan dia sudah tahu akan menemukan badai itu. Lantas ketika dia tahu, apakah dia mengurungkan diri untuk melaut? Seorang pejuang maju ke medan perang bukan karena tidak tahu akan ada musuh yang menghadang, tapi karena sebuah impian besar akan kejayaan. Dalam hidup adakalanya masalah datang. Bukan hanya satu. Tapi bertubi. Karena ia adalah sunnatullah kehidupan. Dek, coba lihat sekitar. Pernah kalian merenung sejenak? Menatap laut dari kejauhan. Menelisik senja bersama tasbih semesta alam.

Duduk bermenung menatap petang, mentadabburi akan kuasa Tuhan. Mari kita duduk sejenak. Melepas jengah. Melupakan segala macam masalah. Ayoo kesini, sembari kita menatap senja, tak ada salahnya bukan jika kita berbagi cerita. Ketika akan menghadapi ujian, masing-masing kita pastilah akan mempersiapkan diri dengan maksimal. Tapi ingat, hanya orang-orang yang ingin mereguk keberhasilan. Abaikan orang-orang yang enggan untuk sedikit berjuang. Karena ini adalah tanah para pejuang.

Sebelum menghadapi gemerlapnya dunia ini, masing-masing kita sudah Allah bekali dengan sebuah pesan, dan ia menjadi janji yang harus kita perjuangkan. Agar ketika kita lahir, menyembah satu Tuhan, Allah tuhannya orang-orang beriman. Agar apa? agar kalian siap bergabung dengan hiruk-pikuknya kehidupan. Dek, tempat ini. Yang dimana sekarang kaki kalian berpijak, tak lebih dari sangkar persiapan. Agar kalian betul-betul mampu menghadapi ujian kehidupan.

Apapun masalah yang datang, harus kalian anggap sebagai sarana penggodokan kepribadian kalian. Supaya kalian tak lembek, mudah pasrah dan menyerah. Dunia kita sudah berbeda. Tetap saja kalian masih  di  dalam  sangkar emas. Dan seberapa kuatkah kalian mampu bertahan, hingga kalian betul-betul dikatakan lulus persiapan. Sejenak perhatikan sebuah tumbuhan. Ketika pertama kali benihnya ditebar di tanah, jangan kira ia bebas dari permasalahan. Mungkin ada saja ayam yang berusaha mematoknya, lantas  berhenti  berharap  tumbuh  besar?  

Ketika dia  perlahan mengeluarkan tunas, tetap saja dia belum aman dari serangan dan berbagai macam gangguan. Karena  itu para petani memisahnya, sebab para petani belum yakin ia bisa bertahan dari perubahan cuaca dan serangga. Perlahan dia tumbuh besar, tapi lihat, masalah selalu saja datang. Ada hama, tumbuhan tandingan yang tumbuh didekatnya.  

Ia harus bertahan, dan jangan sampai ia mati, kemudian  hama mencaplok tempatnya. Kalian ibarat sebuah tunas yang masih di tanam dalam polibek, dan perlahan sedang tumbuh melihat dunia. Apakah lantas ketika kalian baru tumbuh beberapa mili sudah yakin akan ditanam di lahan yang luas? Dengan akar yang masih rapuh? Atau hanya karena ada hama yang sama tumbuh di polibek kalian, trus ngambek dan menuntut untuk menyerah dan kalah? Atau karena ada serangga yang berusaha merusak tunas kalian yang baru tumbuh, karena tak kuat dengan cobaan, kemudian lebih memilih untuk mengalah keluar dari ring pertempuran?

Kalian tahu apa yang akan terjadi jika kalian mendesak untuk keluar dari polibek, kemudian di tanam di sebuah lahan. Ada kemungkinan besar ketika ada hujan lebat, kalian hanyut terbawa air, kemudian busuk dan mati. Atau mungkin bisa sejenak bertahan, dan  tiba-tiba  seekor  ayam  mematok  kalian. Tamat  riwayat. Atau kalian  ditakdirkan  bisa  perlahan  tumbuh  besar, tapi tanpa dibekali sesuatu yang bagus.

Kalian perlahan tumbuh besar bersama sebuah hama. Mungkin saja tetap bisa hidup. Tapi tentunya tidak sempurna, kalian harus berbagi asupan makanan kedalam tubuh kalian, yang mungkin saja perlahan tanpa kalian sadari kalian akan mati. Mau tidak mau, kalian pasti akan melewati fase-fase kehidupan. Dan jangan kalian kira dunia di luar ini akan mudah kalian taklukkan.

Jika  seandainya  akar kalian  belum begitu  kokoh  menghujam. Sekarang saatnya adalah pengokohan akar, biar ia menancap semakin dalam. Lantas ketika ada angin dan badai besar, kalian bisa bertahan. Sekarang adalah masanya pemupukan, agar kalian kebal dari serangga yang akan merusak daun indah kalian.

Sekarang adalah masanya bersabar. Bukan  hengkang  lantas  karena  adanya  tekanan  dan  berbagai kesulitan. Kalian tahu, apa yang  terjadi  ketika  sebuah pohon tumbuh besar dan berbuah. Banyak  memang  yang  buahnya  bagus,  bersih  dan  besar. Tapi  juga  tak  sedikit  yang  berulat.  Sebagus  apapun  hasil  di akhir,  tapi  jika  proses  pembentukannya  tidak sempurna, akan selalu ada kekurangan yang terlihat darinya.

Adek-adek yang di rahmati  Allah. Kalian adalah pejuang, yang tak akan menyerah. Kalian adalah tunas-tunas harapan, yang akan memikul  beban besar. Kokohkan akar ketakwaan, bekali dan pupuk diri dengan  keimanan. Iringi  kerja-kerja  besar  dengan  keikhlasan. Semoga  Allah  redho  dengan  yang  semua  kalian  kerjakan.  

Madinah,  17  Februari  2014  Akhukum  Fillah  (Moe Azz)

Takdirnya, Percayanya

Sukabumi, 1 Desember 2017
dihela pesan mamah

Waktu yang tulus jangan merusak
Jiwa yang tulus akan merasa enggan untuk merusak ciptaannya
Jaga baik-baik pemberian dari sang pencipta
Tak kuasa makhluk menentukan takdirnya.
Kelak bertemu ataukah menjadi arti .

Ketika pada ujungnya tak sesuai dengan yang direncanakan.
Cukup mencoba mengerti dan menghargainya.
Laki – laki juga yang harus menjaga lingkungan.
Ya, kamu tau mana yang baik dan tidak baik.

Kamu harus menjaga kehidupan, baik itu kamu atau orang lain.
Jangan sampai, jangan sampai kamu merusak kehidupan orang lain .
Ya, dimana kamu berada, ada Allah yang melihat.
Jadi pola hidup kamu tertanam rukun ihsan.

Alasan baik akan menghasilkan hasil yang baik.
Ingat hukum tanam tuai.
Prinsip hidup.


_Langkah Angin

Kamu Unik

Sukabumi, 19 April 2020
Di sela hangat perjuangan
Bongkahan dinukil dari perjalanan kehidupan
Tanpa tambahan pemanis buatan
Dia menyapa kala tangga tak membidangi tahapan
Ku coba telan makna ucapanya

Kamu unik
Merangkai makna dengan beberapa pohon bonsai dalam menyambut perjalanan
Kamu kuat
Dengan yang telah kamu lalui selama ini

Kanvas yang diberi aroma jingga,
Kanvas yang dilantunkan langit dingin.

Ya, yang kau ingin semoga tumbuh semakmur pohon beringin.

Kamu tak suka kopi, tak apa.
Yang penting kamu masih berada di bumi. 😊

_Langkah Angin

 

Roman Picisan I

Tahun Ke-2
Tambahkan Komentar
Sukabumi, 24-07-2018.

Terlelap sejenak memejamkan mata
Pukul 13.00 memulai mata kuliah sangat meriah
Kau tahu laju, kau tahu gaya
Dia tahu rangkaian listrik.

Itu adalah matkul tentang tuan kapasitor
Dia memiliki hubungan
Dua hubungan yang dia rasakan
Seri dan Paralel, rangkaian aliran membuatnya memiliki getaran-getaran

Lantas apakah dalam bayangnya terdapat paras yang tak dapat hilang
Semua orang memiliki sikap dan prilaku yang berbeda
Ada peran sebagai kumbang yang menghisap madu
Ada peran sebagai lebah yang ingin mendekati bunga

Beda potensial jangan menjadi alasan agar kita berbeda pendapat satu sama lain.
jikalau arus berbanding terbalik dengan tegangan, jangan sampai nilai positif kita ditarik oleh medan ggl dan semoga kita bisa menolak energi negatif

Sudahlah, jangan berbelit-belit
Jangan biarkan puan menemukan mutiara dalam sampah
Membahana dalam kata, berjiwa dalam laga
kisah mahabrata bersama dewa-dewa
Kau mengerti cinta, sesekali menggoda
ia begitu mempesona dengan wajah merah merona.

 

 

 

 

[ langkah angin ]